Rabu, 01 Januari 2014

Transmisi Data

TUGAS KOMUNIKASI DATA
1.             Media Transmisi
Media transmisi merupakan media yang digunakan untuk mengirimkan informasi atau data dari suatu tempat ke tempat yang lain. Media yang dimaksud adalah media jaringan komputer. Pengiriman data dilakukan dengan mengubah data menjadi kode atau sinyal dan ketika sampai di tempat tujuan sinyal tersebut diubah kembali menjadi data seperti semula.
A.    Jenis-Jenis Media Transmisi
Adapun beberapa jenis-jenis media transmisi diantaranya:
1.      Media Transmisi Guided adalah sistem transmisi jaringan yang menggunakan sistem kabel. Contoh: kabel twisted-pair, kabel coaxial dan serat optik.
a.         Twisted Pair, merupakan transmisi yang terdiri dari 2 buah konduktor yang digabungkan dengan tujuan mengurangi interferensi elektromaknetik dari luar. Twisted-pair lebih tipis, lebih mudah putus, dan mengalami gangguan lain sewaktu kabel terpuntir atau kusut. Keunggulan dari kabel twisted-pair adalah dampaknya terhadap jaringan secara keseluruhan. Apabila sebagian kabel twisted-pair rusak, tidak seluruh jaringan terhenti. Kabel twisted-pair terbagi atas dua yaitu:
a.    Shielded Twisted-Pair (STP), yaitu berisi dua pasang kabel yang dipilin tiap pasangan. Lebih rentan terhadap gangguan. Kekurangannya pada biaya yang mahal dan kesulitan saat instalansi. Jarak jangkauan hanya 100m.
a)        Kecepatan dan keluaran: 10-100 Mbps
b)        Biaya rata-rata per node: sedikit mahal dibadingkan UTP dan coaxial
c)        Media dan ukuran konektor: medium
d)       Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).
b.   Unshielded Twisted-Pair, Lebih banyak digunakan karena biaya lebih murah dan mudah dalam penginstalasian. Kekurangannya lebih rentan terhadap gelombang elektromaknetik. Jarak jangkauan hanya 100 m.
a)         Kecepatan dan keluaran: 10 – 100 Mbps
b)        Biaya rata-rata per node: murah
c)        Media dan ukuran: kecil
d)       Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).
Untuk UTP terdapat pula pembagian jenis yakni :
1.        Category 1 : sifatnya mampu mentransmisikan data kecepatan rendah. Contoh: kabel telepon.
2.        Category 2 : sifatnya mampu mentransmisikan data lebih cepat dibanding category 1. Dapat digunakan untuk transmisi digital dengan bandwidth hingga 4 MHz.
3.        Category 3 : mampu mentransmisikan data hingga 16 MHz.
4.        Category 4 : mamu mentransmisikan data hingga 20 MHz.
5.        Category 5 : digunakan untuk transmisi data yang memerlukan bandwidth hingga 100 MHz.
b.      Kabel Coaxial, merupakan jenis kabel yang banyak digunakan untuk mentransmisi sinyal frekuensi tinggi 300Hz keatas. Digunakan untuk transmisi telephone dan televisi jarak jauh, television distribution (TV kabel), local area networks, short-run system links. Lebih mahal daripada twisted pair. Tidak mudah terkena noise.
a)      Kecepatan dan keluaran: 10 -100 Mbps
b)      Biaya rata-rata per node: murah
c)      Media dan ukuran konektor: medium
d)     Panjang kabel maksimum: 200m (disarankan 180m) untuk thin-coaxial dan 500m untuk thick-coaxial
c.         Fiber Optic, merupakan media networking yang mampu digunanakan untuk transmisi-transmisi modulasi.
Keuntungan Penggunaan Fiber Optik:
a)   Ketahanan terhadap noise
b)   Lebih sedikit penguatan sinyal
c)   Bandwidth yang lebih besar
Kekurangan Penggunaan Fiber Optik:
a)      Biaya lebih tinggi
b)        Instalasi lebih rumit
c)        Rapuh. Secara fisik serat kaca lebih mudah rusak daripada kabel tembaga.
Terdapat 2 jenis serat optik berdasarkan mode transmisinya.
1.        Single mode, yaitu mengantarkan data berkapasitas 8.3 sampai 10 mikrometer. Memiliki satu jenis transmisi berkecepatan tinggi untuk mengantarkan data berkapasitas besar berjarak jauh. 50 kali lebih cepat dari multi mode.
2.        Multi mode yaitu diameter lebih besar, 50-100mikrometer. Digunakan untuk mengatar data besar kecepatan tinggi untuk jarak menengah.
2.      Unguided transmission media, yaitu mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa menggunakan konduktor fisik seperti kabel atau serat optik. Untuk media tidak terpandu (unguided), transmisi dan penerimaan dapat dicapai dengan menggunakan antena. Untuk transmisi, antena mengeluarkan energi elektromagnetik ke medium (biasanya udara) dan untuk penerimaan, antena mengambil gelombang elektomagnetik dari medium sekitarnya. Media transmisi tidak terpandu (unguided) terbagi atas empat bagian yaitu:
a.         Gelombang mikro , adalah gelombang radio yang beroperasi pada frekuensi tingg. Transmisi gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari spectrum elektromagnetik. Frekuensi yang umum di gunakan untuk transmisi ini adalah rentang frekuensi sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan semakin tinggi potensial bandwidth dan berarti pula semakin tinggi rate data-nya. Sumber gangguan-gangguan yang lain adalah interferensi. Dengan semakin berkembangnya popularitas gelombang mikro, daerah transmisi saling tumpang tindih dan interferensi merupakan suatu ancaman.
b.         Gelombang Mikro Satelit,  adalah menerima sinyal dari stasiun bumi dan meneruskannya ke stasiun bumi lainnya. Keuntungannya lebih murah daripada menggelar kabel ke seluruh benua. Dan satelit menyediakan komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan sejumlah receiver stasiun bumi. Jangkauan transmisi optimum untuk transmisi satelit adalah berkisar pada 1 sampai 10 GHz. Saat ini sebagian besar satelit menyediakan layanan titik ke titik dengan menggunakan bandwidth frekuensi berkisar antara 5,925 sampai 6,425 GHz untuk transmisi dari bumi ke satelit (uplink) dan bandwidth frekuensi 4,7 sampai 4,2 GHz untuk transmisi dari satelit ke bumi (downlink). Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam teknologi komunikasi dan sama pentingnya dangan serat optic.
Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit lainnya diantaranya adalah:
1.                  Distribusi siaran televisi
2.                  Transmisi telepon jarak jauh
3.                  Jaringan bisnis swasta
c.         Gelombang radio, adalah gelombang transmisi yang digunakan untuk mengirim data atau suara. Dapat mengirimkan gelombang dengan posisi sembarang dan memungkinkan dalam keadaan bergerak. Perbedaan-perbedaan utama diantara siaran radio dan gelombang mikro yaitu, dimana siaran radio bersifat segala arah (broadcast) sedangkan gelombang mikro searah (point-to-point). Karena itu, siaran radio tidak memerlukan antena parabola, dan antena tidak perlu mengarah ke arah persis sumber siaran. Rentang 30 MHz sampai 1 GHz merupakan rentang yang efektif untuk komunikasi broadcast. Tidak seperti frekuensi yang lebih tinggi dari zona gelombang mikro, gelombang siaran radio sedikit sensitive terhadap atenuansi saat hujan turun. Karena gelombangnya yang panjang maka, gelombang radio relative lebih sedikit mengalami atenuansi.
d.        Infra merah, digunakan untuk komunikasi jarak dekat dengan  kecepatan 4Mbps. Contoh penggunaannya bisa berupa remote control televisi. Kebal terhadap interferensi gelombang radio. Satu perbedaan penting antara transmisi infra merah dan gelombang mikro adalah transmisi infra merah tidak dapat melakukan penetrasi terhadap dinding, sehingga masalah-masalah pengamanan dan interferensi yang ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi. Selanjutnya, tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan pengalokasian frekuensi dengan infra merah, karena tidak diperlukan lisensi untuk itu. Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spektruk elektromagnetik dengan panjang gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah.
B.     Metode Transmisi
Beberapa metode transmisi sebagai berikut:
1.             Simplex
a)    Sinyal ditransmisi dalam satu arah
b)   Stasiun yang satu bertindak sebagai transmitter dan yang lain sebagai receiver, tugasnya adalah tetap.
c)    Jarang digunakan untuk sistem komunikasi data
2.             Half Duplex
a)    Sinyal ditransmisikan ke dua arah secara bergantian
b)   Kedua stasiun dapat melakukan transmisi tetapi hanya sekali dalam suatu waktu
c)    Terdapat “turn around time” (waktu untuk mengubah arah)
3.             Full Duplex
a)    Sinyal ditransmisikan ke dua arah secara simultan / bersamaan
b)   Medium membawa dalam dua arah pada waktu yang sama.
C.  Mode Transmisi
1.    Transmisi Serial, Pada serial transmission, jalur yang disediakan hanya satu, dimana data yang ada dikirimkan secara bergantian hingga semua data tersebut dapat diterima oleh pengirim. Mode serial membutuhkan sinkronisasi/penyesuaian yang berfungsi untuk :
a)        Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya merupakan bit data (sinkronisasi bit)
b)        Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya membentuk sebuah karakter (sinkronisasi karakter)
c)        Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya membentuk sebuah blok data (sinkronisasi blok).
Pada serial transmission ini terdapat metode transmisi, yaitu synchronous transmission dan asynchronous transmission.
a)             Synchronous Transmission atau dikenal juga dengan istilah synchronous transfer mode (STM). Proses pengirim dan penerima diatur sedemikian rupa agar memiliki pengaturan yang sama, sehingga dapat dikirimkan dan diterima dengan baik antar alat tersebut. Umumnya pengaturan ini didasarkan terhadap pewaktuan dalam mengirimkan sinyal.
b)             Asynchronous Transmission, atau juga diisitilahkan dengan Asynchronous Transfer Mode (ATM). Mode ini paling sering digunakan untuk mengirimkan dan menerima data antar dua alat. Pada mode ini berarti clock yang digunakan oleh kedua alat, tidak bekerja selaras satu dengan lainnya. Dengan demikian, data harus berisikan informasi tambahan yang mengijinkan kedua alat menyetujui kapan pengiriman data dilakukan. Dengan demikian, proses transfer dapat dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda.
Mode Transmisi berdasarkan cara sinkronisasi :
1.         Asinkron
a)        Pengiriman data dilakukan 1 karakter setiap kali, sehingga penerima harus melakukan sinkronisasi agar bit data yang dikirim dapat diterima dengan benar
b)        Trasmisikeccepatan tinggi
c)        1 karakter dengan yang lainnya tidak ada waktu antara yang tetap
d)       Bila terjadi kesalahan maka 1 blok data akan hilang
e)        Membutuhkan start pulse / start bit (tanda mulai menerima bit data)
f)         Idle transmitter = ‘1’ terus menerus, sebaliknya ‘0’
g)        Tiap karakter diakhiri dengan stop pulse / stop bit
h)        Dikenal sebagai start-stop transmission
2.         Sinkron
a)        Pengiriman dilakukan per-blok data
b)        Sinkronisasi dilakukan setiap sekian ribu bit data
c)        Transmisi kecepatan tinggi
d)       Tiap karakter tidak memerlukan bit awal / akhir
e)        Dibutuhkan 16-32 bit untuk sinkronisasi
f)         Bila terjadi kesalahan, 1 blok data akan hilang
g)        Pemakaian saluran komunikasi akan efektif, karena transmisi hanya dilakukan bila dimiliki sejumlah blok data
h)        Pengirim dan penerima bekerja sama, karena sinkronisasi dilakukan dengan mengirimkan pola data tertentu (karakter sinkronisasi) antara pengirim dan penerima.
3.         Isokron
a)        Merupakan kombinasi antara asinkron dan sinkron
b)        Tiap karakter diawali dengan start bit dan diakhir data ditutup dengan stop bit, tetapi pengirim dan penerima disinkronisasikan.
2.        Transmisi Paralel, Data dikirimkan serentak melalui beberapa jalur sekaligus. Jadi untuk mode transmisi ini, jalur yang tersedia tentu lebih dari satu media transmisi. Data dikirimkan terus menerus melalui jalur-jalur yang disediakan tersebut hingga semua data dapat terkirimkan.
D.  Terminologi Transmisi Data
Terminologi Transmisi Data dibagi menjadi;
a.       Point to point, Direct link antara dua device, dan hanya 2 peralatan sama-sama memakai media. Dalam konfigurasi ini media atau peralatan saling terhubung antara satu peralatan dengan peralatan lain tanpa terbagi. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada beberapa peralatan komputer seperti printer yang terhubung langsung dengan komputer.
b.      Multipoint, Konfigurasi multipoint dimana dapat lebih dari dua device pada medium yang sama. Dimana suatu alat atau media dapat terhubung dengan beberapa alat lainnya. Proses transmisi data yang menggunakan konfigurasi ini misalnya penyiaran radio yang mana sebuah pemancaran dapat diakses atau terhubung dengan radio sekaligus.
3.             Teknik Pengkodean Data
1.      BCD (Binary Coded Decimal)
BCD (Binary Coded Decimal) merupakan kode binary yang di gunakan untuk mewakili nilai digit decimal saja, yaitu nilai angka 0 s/d 9. BCD menggunakan kombinasi dari 4 digit. Kode BCD digunakan pada komputer generasi pertama.
2.      SBCDIC ( Standard Binary Coded Decimal Intercharge code )
Standard Binary Coded Decimal Intercharge code merupakan coding 6 bit untuk 64 karakter. Posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone, yaitu 2 bit pertama (diberi nama bit A dan bit B) disebut dengan alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2, dan bit 1) disebut dengan numeric bit position.
EBCDIC (Extended Binary Code Decimal for Information Intercharge)
Extended Binary Code Decimal for Information Intercharge) merupakan kepanjangan dari Extended Binary Coded Decimal Interchange Code. Terdiri dari kombinasi 8-bit. Pada jenis ini high order bits atau 4-bit pertama disebut dengan zone bits dan low-order bits atau 4 bit kedua disebut dengan numeric bits.
3.      ASCII 7 (American Standard Code For Information Intercharge)
America Standart Code for Information Interchange, yang dikembangkan oleh American National Standarts Institute (ANSI) untuk tujuan membuat kode binary yang standart. kode ASCII ini menggunakan kombinasi 7 bit. SSCII7-bit banyak digunakan oleh komputer generasi sekarang.
Coding standar yang sering digunakan oleh peralatan komunikasi data merupakan sandi 8 bit dimana 7 bit digunakan untuk bit data ditambah bit ke-8 sebagai bit pariti.
Kode ASCII7-bit ini terdiri dari 2 bagian:
a)      Control characters, merupakan karakter yang digunaklan untuk mengontrol pengiriman atau trans misi.
b)      Informations characters, merupakan karakter-karakter yang mewakili data.
merupakan coding 8 bit untuk 256 karak ter. Tranmisi asinkron membutuhkan 11 bit,yaitu :
a)      1 bit awal – 8 bit data
b)      1 bit pariti – 1 bit akhir
4.      ASCII8-bit
ASCII8-bit terdiri dari kombinasi 8 bit, banyak digunakan karena mempunyai banyak kombinasi karakter. Komputer IBM PC menggunakan ini.
4.             Multiplexing
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama lain.
5.             Teknik Multiplexing
Teknik Multiplexing ada beberapa cara diantarnya:
a.            Frequency Division Multiplexing (FDM)
Gabungan banyak kanal input yang menjadi sebuah kanal output yang berdasarkan frekuensi, dimana gabungan ini digunakan ketika bandwidth dari medium melebihi bandwidth sinyal yang diperlukan untuk transmisi. Tiap sinyal dimodulasikan ke dalam frekuensi carrier yang berbeda dan frekuensi carrier tersebut terpisah dimana bandwidth dari sinyal-sinyal tersebut tidak overlap. Contoh yang paling dikenal dari FDM adalah siaran radio dan televisi kabel. FDM disebut juga “code transparent”.
b.      Time Division Multiplexing (TDM)
Digunakan ketika data rate dari medium melampaui data rate dari sinyal digital yang ditransmisi. Sinyal digital yang banyak (atau sinyal analog yang membawa data digital) melewati transmisi tunggal dengan cara pembagian porsi yang dapat berupa level bit atau dalam blok –blok byte atau yang lebih besar dari tiap sinyal pada suatu waktu. Prinsip TDM adalah menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user). TDM biasanya digunakan untuk komunikasi point to point. Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan. TDM lebih efisien daripada FDM.
c.       Statistical Time Division Multiplexing
TDM yang bekerja seperti FDM mengurangi/menghapus alokasi “idle time” pada Terminal yang tak aktif dan menghapus/mengurangi blok-blok kosong dalam Blok-blok pesan campuran. Statistical TDM dikenal juga sebagai asynchronous TDM dan intelligent TDM, sebagai alternatif synchronous TDM. Efisiensi penggunaan saluran secara lebih baik dibandingkan FDM dan TDM. Memberikan kanal hanya pada terminal yang membutuhkannya dan memanfaatkan sifat lalu lintas yang mengikuti karakteristik statistik. STDM dapat mengidentifikasi terminal mana yang mengganggur / terminal mana yang membutuhkan transmisi dan mengalokasikan waktu pada jalur yang dibutuhkannya. Untuk input, fungsi multiplexer ini untuk men-scan buffer-buffer input, mengumpulkan data sampai penuh, dan kemudian mengirim frame tersebut. Dan untuk output, multiplexing menerima suatu frame dan mendistribusikan slot-slot data ke buffer output tertentu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar